Rabu, Januari 28, 2009

10 Pembatal Keislaman

Diantara 10 perkara yang bisa membatalkan seseorang dari keislaman adalah; syirik, tidak mengkafirkan orang musyrik, memperolok-olok agama Alloh, sayang pada orang kafir dan memusuhi saudara Islam. Banyak orang mengira, setelah mengucapkan dua kalimah Syahadat predikat “Islam” langsung bersandar pada seseorang. Padahal, predikat itu bisa hilang alias batal jika tidak berhati-hati dalam menjaga amalan dalam hidupnya.

Di bawah ini ada 10 amalan yang bisa menjadikannya pembatal keislaman seseorang;

---------------------------

  1. Syirik dalam beribadah kepada Alloh SWT

Syirik adalah termasuk dosa besar. Karena dia menyamakan Alloh (sebagai khaliq) dengan manusia atau benda (sebagai makhluk). Alloh berfirman, “Sesungguhnya Alloh tidak mengampuni dosa orang yang menyekutukan Dia dengan sesuatu, dan mengampuni dosa-dosa lainnya bagi yang Dia kehendaki.” (An-Nisa’: 116)

  1. Menjadikan suatu benda (makhluk) sebagai perantara antara dirinya dengan Robbnya

Orang-orang seperti ini, biasanya selalu menempatkan benda-benda atau makhluk ciptaan Alloh sebagai perantara antara dirinya dengan Alloh. Misalnya dengan berdo’a atau memohon ampun dan meminta syafaat melalui benda itu. Baik melalui benda mati atau benda hidup. Termasuk manusia atau hewan sekalipun. Meminta kaya dengan keris atau jimat. Meminta diberi panjang umur, cepat mendapat jodoh melalui makam-makan orang yang sudah mati.

Di beberapa kota di Indonesia, bahkan dikenal adat berebut kotoran hewan atau berebut air bekas cucian keris warisan raja-raja agar mendapatkan barakah. Perbuatan seperti ini sama halnya menundukkan benda setara dengan Robbnya. Sikap seperti ini merupakan salah satu pembatal keislaman.

  1. Tidak mengkafirkan orang musyrik dan membenarkan madzab mereka.

Sikap Islam sudah jelas, orang musyrik adalah kafir. Sayangnya, perkembangan dunia sekarang ini justru terbalik. Hanya karena ingin sebutan kaum moderat atau entah karena kedekatan hubungan, sebagian kalangan Islam segan menyebut istilah musyrik dan kafir bagi orang yang keluar dari Islam. Sikap seperti ini merupakan salah satu pembatal keislaman.

  1. Lebih mengutamakan hukum thoghut daripada hukum Alloh dan petunjuk Rasul-Nya

Saydina Umar al-Khattab mengatakan, thaghut adalah syaitan. Jabir menjelaskan bahwa thaghut itu adalah tukang-tukang tenung yang turun padanya syaitan-syaitan. Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, thaghut ialah setiap apa yang melampaui oleh seseorang hamba di dalam penyembahan, ikut dan taat, pada hukum selain yang diperintahkan dalam kitabulloh dan Sunnah Rasululloh. Siapa yang berhukum kepada thaghut mereka kufur dengannya. Imam Malik berkata, thaghut ialah apa yg disembah selain ALlah SWT.

  1. Tidak menyukai, bahkan membenci Sunnah Rasululloh SAW

Alloh berfirman, “Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Alloh dan (karena) mereka membenci (apa yang menimbulkan keridhaanNya; sebab itulah Alloh menghapus (pahala) amal-amal mereka.”

  1. Mengejek atau memperolok dinulloh (agama Alloh), Al-Islam, baik menyangkut pahala-Nya atau tentang berbagai ketentuan hukum-Nya

Kasus seperti ini sering terjadi. Entah bagi orang yang tidak mengerti agama atau yang mengenal sekalipun. Belakangan, sifat seperti itu justru terjadi pada orang-orang yang mengenal ilmu agama secara baik. Kebanyakan, orang-orang seperti ini adalah orang yang tidak memilik rasa percaya diri (PD) pada agamanya.

Karena bernafsu agar orang lain menyebutnya pluralisme, terkadang untuk agamanya sendiri mereka main-main dan memperolokkannya. Bahkan kalau perlu menjual agamanya demi kedekatan dengan orang lain yang sudah jelas berbeda agama dan hukum-hukumnya. Perlakuan seperti ini sudah membatalkan keislaman.

Alloh berfirman, “Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, ‘Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.’ Katakanlah, ‘Apakah dengan Alloh, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak usah kamu minta maaf, karena kafir sesudah beriman...” (QS. At-Taubah: 65-66).

  1. Mempelajari, terpikat dan mengamalkan ilmu sihir (guna-guna)

Amalan seperti ini adalah amalan yang paling dibenci Alloh. Karena itu dengan alasan apapun, jika seorang Muslim melakukannya, yakinlah, amalan itu telah membatalkan keislaman Anda.

  1. Membantu dan menolong orang-orang Musyrik untuk memusuhi orang-orang Islam (kaum Muslimin)

Sejak hidup hingga mati, sikap Rasululloh Muhammad cuma satu. “Keras terhadap kaum kafir dan lembut terhadap Muslimin.” Tetapi, sebagaian dari kita (kaum Muslimin) ada yang justru menjadi “duri dalam daging”. Mereka hidup dan mengaku sebagai Muslim, tapi amalannya digunakan justru untuk memusuhi saudara-saudaranya seiman.

Banyak kasus tokoh-tokoh Islam, bahkan sebagian disebut ulama justru paling suka mengecam dan memojokkan kaum Muslimin dan hidupnya menjadi pembela orang-orang ghoirul Islam. Biasanya, mereka paling peka jika melihat sedikit kesalahan Muslimin dan menjadi pelindung orang ghoirul Islam.

Orang-orang seperti itu kata Alloh, sudah termasuk golongan dari mereka alias keluar dari Islam. “Dan barangsiapa diantara kamu mengambil mereka (Yahudi dan Nasrani) menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk ke dalam golongan mereka. Sesungguhnya Alloh tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.”(QS. Al-Maidah: 51)

Menurut Qathlani, ciri-ciri orang yang seperti ini adalah; kaum Muslimin yang suka menyerahkan urusan Islam kepada orang musyrik dan mereka yang suka membela kedzaliman orang musyrik.

Rasulullah bersabda, “Mencaci maki sesama muslim adalah perbuatan yang fasik, dan membunuh orang muslim adalah perbuatan kafir.” (HR. Muslim)

“Barangsiapa yang berkumpul dengan orang-orang musyrik dan tinggal bersama nya maka sesungguhnya ia seperti mereka.”

(HR. Abu Daud)

  1. Berkeyakinan bahwa sebagian manusia diperbolehkan tidak mengikuti syari’at Muhammad SAW

Kelompok seperti ini belakangan semakin hari semakin meningkat jumlahnya. Mereka merupakan kelompok orang yang hobi mengutak-atik agama Alloh menurut selera akal mereka. Mereka, mendudukkan wahyu di atas akal mereka. Hujjah yang sering mereka kemukakan adalah, “Muhammad adalah manusia biasa, karenanya, dia bisa salah.” Pernyataan itu kemudian mereka belokkan dengan bahasa lain; diperbolehkan tidak mengikuti syari’at Muhammad SAW. Dan mereka merusak sunnah-sunnah Nabi.

“Barangsiapa menghendaki selain Islam sebagai agama, maka tak akan diterima agama itu daripada-Nya, dan ia di akhirat tergolong orang-orang yang merugi.” (Q.S: Ali Imron:85)

  1. Berpaling dari Dinulloh (agama Alloh) atau dari hal-hal yang menjadi syarat utama seorang Muslim

Syarat seorang Muslim sejati adalah melaksanakan ajaran agama Alloh sesuai Al-Qur’an dan Sunnah nya. Tetapi sebagian orang karena kesombongannya, mereka melakukan rekayasa akal dengan cara “menyelewengkan” pesan Alloh dalam Al-Qur’an dan Sunnah-nya.

Mereka, biasanya bangga akan akalnya. Karenanya, mereka merasa, apa-apa yang sudah jelas diperintahkan oleh Al-Qur’an tidak perlu dikerjakan jika tidak cocok dengan akalnya. Kesombongan mereka dihadapan Alloh paling utama ketika mereka berusaha merubah Al-Qur’an dan Sunnah karena dianggap tidak sesuai dengan akalnya.

Orang-orang seperti ini, biasanya mudah membuat dan merekayasa hukum Alloh untuk disesuaikan dengan akalnya. Entah hukum soal menikah, waris, talak, haji dan sebagainya.

“..dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-KU dengan harga sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut yang diturunkan Alloh, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.”

(Q.S: al-Maidah: 44).

Sumber: (www.arrahmah.com) Fath al-Majid dan buku “Memurnikan Laa Ilaaha IllALlah”, Muhammad Said al-Qathlani, Muhammad Bin Abdul Wahab dan Muhammad Qutb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar